Selasa, 22 Desember 2009

PENCEMARAN AIR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

 Dalam ekosistem benda dapat dibedakan menjadi benda hidup (biotik) dan benda tak hidup (abiotik). Benda hidup disebut juga mahluk hidup, misalnya tumbuhan, hewan, dan manusia. Sedangkan benda tak hidup misalnya air, udara, cahaya matahari, kelembapan, tanah, suhu, dan ruangan. Dalam laporan ini kita akan mempelajari tentang abiotik khususnya air.

Air sangat dibutuhkan oleh setiap mahluk hidup. Di kota-kota besar di Indonesia, dampak pencemaran air terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia serta ekosistem telah menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Tubuh organisme 90% terdiri dari air. Air fungsinya sebagai pelarut dalam tubuh, bahan baku berbagai proses di dalam tubuh, dan sebagai keperluan sehari-hari. Jika tidak ada air tumbuhan akan layu bahkan akan mati jika kekurangan air. Apabila perairan kemasukan bahan-bahan pencemar, maka perairan tersebut akan tercemar.

Pencemaran air merupakan pencemaran yang diakibatkan oleh limbah domestik, limbah industri, limbah pertanian, dan limbah peternakan. Sampai-sampai penebangan hutan untuk dijadikan lahan pertanian akan menyebabkan meningkatnya erosi tanah dan sedimentasi. Hal tersebut akan berakibat terhadap penurunan kualitas air sungai. Selain akan meningkatnya kandungan zat padat tersuspensi (suspended solid) dalam air sungai sebagai akibat dari sedimentasi, juga akan diikuti oleh meningkatnya kesuburan air dengan meningkatnya kandungan hara dan aspek-aspek kimia seperti Oksigen terlarut, Karbondioksida (CO2) dan juga Nitrogen pada sungai.

Berikut ini akan diuraikan pengaruh manusia dalam perusakan lingkungan, khususnya tentang pencemaran air.


1.2 Masalah

 kita akan tahu bahwa sungai atau danau itu tercemar apa tidak, sebagian manusia yang berusaha untuk mengurangi pencemaran air, maka kita cari penyebab terjadinya dan bagaimana menanggulanginya pencemaran tersebut.

Apa yang menyebabkan pencemaran air tersebut meningkat ?

Dan bagaimana menanggulangi pencemaran tersebut ?


1.3 Tujuan

 1. Tujuan Utama :

Penulis dapat mengetahui dan memahami aspek yang terjadi dalam suatu pencemaran sungai yang terdapat di Indonesia.

2. Tujuan Khusus :

a) Dapat mengetahui penyebab terjadinya pencemaran.
b) Dapat mengetahui dampak yang terjadi.
c) Dapat memahami aspek yang terdapat dalam pemcemaran.
d) Dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis.


2
BAB II
ISI

2.1 Kajian Teori

Pencemaran air adalah masuknya bahan pencemar (polutan) ke dalam lingkungan air sehingga komposisi air pada keadaan normalnya berubah. Bahan pencemaran air dapat berupa limbah padat maupun limbah cair, misalnya limbah yang berasal dari rumah tangga, industri, pertanian, dan rumah sakit.

Air murni di alam memiliki ciri-ciri bening (tidak berwarna), tidak terasa, tidak berbau, dan tidak mengandung bahan kimia lain. Namun, saat ini air alam sudah tidak murni lagi. Air hujan mengandung O2, CO2, NH3, SO4, debu, dan spora jamur. Demikian juga air dari sumber air (mata air) mengandung Na, Mg, Ca, Fe, bakteri dan jamur.

Pada umumnya, ukuran baik buruknya air didasarkan pada faktor berikut.

a. Suhu Air. Kegiatan industri atau kegiatan lainnya yang memerlukan pendinginan mesin, umumnya didinginkan dengan menggunakan air. Bila tidak ada proses pendinginan sebelumnya. Air sisa yang panas dibuang sebagai limbah dan dapat mencemari lingkuan perairan.

b. Keasaman (pH) Air. Air yang mempunyai pH antara 6,7 - 8,6 mendukung populasi hewan dan tumbuhan dalam air. Setiap mahluk hidup membutuhkan pH air yang berbeda-beda. Perubahan pH air tersebut, dapat mengganggu kehidupan mahluk hidup. Oleh sebab itu, pembuangan limbah ke perairan dapat mengubah pH air dan mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup, dapat dikatakan dapat mencemari perairan tersebut.

c. Warna, Bau, dan Rasa. Pembuangan limbah ke perairan dapat mengubah warna, bau, dan rasa. Bahan buangan tersebut dapat larut dalam air menjadi koloid atau mengendap. Bahan yang dapat larut, sulit untuk dipisahkan kembali. Bahan yang menjadi koloid, wujudnya melayang-layang dalam air sehingga masih dapat disaring menggunakan saringan halus dan yang mengendap dapat dipisahkan.

d. Jasad Renik. Air dapat dicemari oleh jasad renik yang dapat menggannggu kesehatan. Penularan dapat juga melalui air. Pembuangan tinja orang sakit ke sungai atau danau dapat mencemari air. Bila air tersebut digunakan orang lain tanpa diolah dengan baik terlebih dahulu, maka orang tersebut dapat juga tertular penyakit. Perairan yang subur menyebabkan tanaman air tumbuh dengan subur dan tumbuh hingga jumlahnya tak terkira, sehingga air menjadi kekurangan oksigen dan ikan sulit bernafas, dan bila ikan itu mati, akan menyebabkan pembusukan dan dihinggapi virus dan bakteri.

e. Bahan-Bahan Kimia. Adanya bahan-bahan kimia, seperti minyak, herbisida, dan insektisida dapat mencemari air. Penggunaan obat-obatan untuk memberantas hama dan penyakit tanaman pertanian juga dapat mencemari perairan. Demikian industri besar, rumah sakit, laboratorium semuanya dapat mencemari air, begitu limbahnya di buang begitu saja kealam tanpa diolah terlebih dahulu.

3
Dampak pencemaran air antara lain :

a. Punahnya organisme dalam ekosistem air
b. Ikan atau hewan air yang tercemar dapat meracuni orang yang memakannya. misalnya : akibat penyemprotan tanaman dengan insektisida DDT (dikloro-difenil-trikloroetana), air sungai tercemar. DDT masuk ke tubuh alga. Karena ikan memakan alga, maka DDT masuk ke ikan kecil. Selanjutnya ikan kecil dimakan ikan besar. Orang yang memakan ikan besar tercemar DDT, dapat keracunan atau bahkan terancam jiwanya. Jadi, bahan pencemar berjalan mengikuti rantai makanan. konsentrasi bahan pencemar (polutan) akan semakin tinggi. Konsentrasinya diperairan biasanya rendah. Konsentrasi itu meningkat pada alga, semakin meningkat pada konsumen I, dan terus meningkat pada konsumen berikutnya. Hal ini biasa disebut pemekatan hayati.
Bahan-bahan yang dapat menyebabkan pencemaran air adalah :
a. Deterjen c. Insektisida e. Sisa-sisa bahan organik (urin, kotoran)
b. Minyak d. Pupuk f. Sampah


Ukuran baik buruknya air tergantung pada

Cara Biologi : tidak mengandung mikroorganisme berbahaya
Cara Fisika : tidak berwarna, tidak berbau dan tidak terasa
Cara Kimia : tidak mengandung zat-zat beracun

Cara penanggulan pencemaran air:

a. Tidak membuang sampah dan limbah cair sembarangan.
b. Tidak membuang sisa obat dan insektisida ke selokan atau sungai.
c. Seharusnya industri dan pemukiman tidak langsung membuang sampah ke sungai melainkan dimasukkan terlebih dahulu ke kolam pengolah limbah agar tidak membahayakan ekosistem air.


2.2 Hipotesis (Dugaan)

 Pencemaran air terutama di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, berdampak besar terhadap penurunan kualitas air secara nasional. Hasil pembuangan Secara alami sumber air merupakan kekayaan alam yang dapat diperbaharui dan yang mempunyai daya regenerasi mengikuti suatu daur ulang yang disebut daur hydrologi (Suryani, 1987). Air yang sangat terbatas ini pada umumnya oleh manusia dipergunakan untuk kebutuhan domestik, industri, pembangkit tenaga listrik, pertanian, perikanan, rekreasi, dll.

Word Health Organization (WHO) dalam pernyataannya yang berkaitan dengan air “The Best of All Thing is Water” menunjukan bahwa air itu sangat penting bagi seluruh kehidupan dan selalu dipandang sebagai barang yang sangat berharga sehingga perlu dijaga, dilindungi dan dilestarikan.


5
BAB III
HASIL TEORI

3.1 Hasil Penelitian

 Menanggulangi pencemaran air dengan mikroorganisme :

Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun.

Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah bakteri "pemakan minyak". Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat jika dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang telah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum berhasil dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum mampu untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di lingkungan. Jenis-jenis bioremediasi antara lain :

Biostimulasi

Nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan aktivitas bakteri remediasi Yang telah ada di dalam air atau tanah tersebut.

Bioaugmentasi

Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu tempat. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi Situs yang tercemar agar mikroorganisme dapat berkembang dengan oktimal.

Bioremediasi Intrinsik

Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang tercemar.

Di masa yang akan datang, mikroorganisme rekombinan dapat menyediakan cara yang efektif untuk mengurangi senyawa-senyawa kimiawi yang berbahaya di lingkungan kita. Bagaimanapun, pendekatan itu membutuhkan penelitian yang hati-hati berkaitan dengan mikroorganisme rekombinan tersebut, apakah efektif dalam mengurangi polutan, dan apakah aman saat mikroorganisme itu dilepaskan ke lingkungan.


3.2 Pembahasan

 A. Kondisi lingkungan dan kecenderungan apa yang terjadi? (Dimana terjadi)

Pencemaran air di daerah sungai Ciliwung misalnya yang disebabkan oleh Nitrogen dan juga diakibatkan oleh limbah industri dan domestik. Hal tersebut terjadi dari sebagian sampah yang dibuang kesungai berupa plastic, yang akhirnya mengalir sampai kelaut dan merusak ekosistem laut. Berat jenis plastic yang ringan membuatnya mengapung dan mudah terbawa gelombang dan semakin jauh kedalam ekosistem laut. Dan juga jenis plastic dapat menyumbat aliran sungai sehingga dapat terjadi banjir dan pencemar air dapat berubah menjadi racun dari plastic dan bahan kimia lainnya.

B. Perubahan pada manusia dan alam mengapa? (Bagaimana terjadi)

Didalam suatu persoalan umum yang dihadapi oleh manusia disepanjang sungai Ciliwung adalah terdapatnya pencemaran limbah domestik, limbah industri, limabh peternakan, erosi dan kurangnya resapan air. Tanpa kesadaran akan pentingnya sungai bagi kehidupan, bisa dibayangkan betapa banyak sampah yang akan terbuang kesungai-sungai di Jakarta yang penduduknya menghasilkan 25.000 m³ sampah setiap hari. Tanpa adanya pengendalian sehingga banjir yang akan diperkirakan semakin meningkat.

C. Implikasi biofisika dan sosial ekonomi.(Mengapa perubahan ini penting)

Perubahan fisik bantaran sungai di daerah perkotaan mengakibatkan penurunan fungsi jasa hidrologis vegetasi bantaran sungai. Menurut penelitian yang dilakukan Tarsoen menunjukkan, tiga bentuk struktur morfologi sungai di Jakarta, yaitu degradasi (20,3%) berbentuk huruf V akibat perilaku aliran yang kuat, agradasi (45,17%) berbentuk huruf U akibat sedimentasi endapan lumpur dan longsoran badan sungai, dan pasang surut (34,63%) berbentuk huruf U landai akibat pendangkalan. Makin ke hilir makin dangkal.

D. Penanggulangan apa yang kita lakukan ? (Tindakan masyarakat untuk melindungi lingkungan hidup)

1) Melestarikan Hutan di Hulu Sungai. Agar tidak menimbulkan erosi tanah di sekitar hulu sungai sebaiknya pohon-pohon atau pepohonan tidak digunduli atau ditebang atau merubahnya menjadi areal pemukiman penduduk. Dengan adanya erosi otomatis akan mambawa tanah, pasir, dan sebagainya ke aliran sungai dari hulu ke hilir yang sehingga menyebabkan pendangkalan sungai.

2) Tidak Buang Air di Sungai atau Kali. Buang air kecil dan air besar sembarangan adalah perbuatan yang salah. Kesan pertama dari tinja atau urin yang dibuang sembarangan adalah bau dan menjijikkan. Ekskresi juga merupakan salah satu medium yang paling baik untuk perkembangan bibit penyakit dari mulai penyakit ringan sampai ke penyakit yang berat dan kronis.

3) Tidak Membuang Sampah Ke Sungai. Sampah yang dibuang secara sembarangan ke kali akan menyebabkan aliran air menjadi mampet. Selain itu sampah juga menyebabkan sungai cepat dangkal dan akhirnya memicu terjadinya banjir di musim penghujan. Sampah juga membuat sungai tampak kotor, tidak terawat, terkontaminasi, dan lain sebagainya.


4) Tidak Membuang Limbah Rumah Tangga dan Industri. Tempat yang paling mudah untuk membuang limbah industri adalah dengan membuangnya ke sungai. Namun apakah limbah itu aman dan layak untuk dibuang ke sungai? Hal itu membutuhkan penelitian dan proses perubahan secara kimia yang akan menambah biaya operasional perusahaan. Pemerintah melalui kementrian lingkungan hidup telah membuat tata cara serta aturan untuk pembuangan limbah yang benar-benar ketat.

E. Sejauh mana upaya tersebut merestorisasi atau memulihkan kondisi lingkungan hidup? (Apakah penanggulangan yang dilakukan sudah cukup)

Saat ini sedang dibahas upaya peningkatan kualitas sungai di Indonesia yang kondisinya kritis. Proyek percontohan untuk sekitar 19 sungai kritis itu dilakukan pada Sungai Ciliwung, dan sebanyak 12 institusi terkait telah menyepakati sebuah program terpadu peningkatan kualitas air Sungai Ciliwung. Fokus utamanya adalah mengatasi beban pencemaran serta memulihkan dan meluaskan daerah konservasi.

Jenis ukuran pencemaran air antara lain :

1. Kebutuhan oksigen untuk proses biologi (BOD). Dalam air buangan terdapat zat organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen dengan unsur tambahan yang lain seperti nitrogen, belerang, dll dimana unsur-unsur tersebut cenderung menyerap oksigen. Oksigen itu dibutuhkan bagi mikroba untuk kehidupannya dan untuk menguraikan senyawaan organik tersebut sehingga kadar oksigen akan menurun yang menyebabkan air menjadi keruh dan berbau.

2. Kebutuhan Oksigen Kimiawi. Untuk mengukur kebutuhan oksigen adalah ukuran COD atau kebutuhan oksigen kimiawi. Nilai COD akan menunjukan kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk menguraikan kandungan bahan organik dalam air secara kimiawi bagi senyawa anorganik yang tidak dapat teruraikan karena proses biologis, sehingga dibutuhkan pereaksi oksidator sebagai sumber oksigen.

3. Lemak dan Minyak. Lemak dan minyak mengapung diatas permukaan air dan sebagian terdapat dibawah permukaan air. Lemak dan minyak merupakan senyawa ester dari turunan alkohol yang tersusun dari atom karbon, hydrogen dan Oksigen. Lemak sukar diuraikan oleh bakteri tetapi dapat dihidrolisa oleh alkali, sehingga membentuk senyawa sabun yang mudah larut. minyak dan lemak dipermukaan air menghambat proses biologis dalam air sehingga tidak terjadi proses fotosintesa.

4. Nitrogen. Gas tidak berwarna dan tidak beracun ini umumnya terdapat dalam bentuk organik dan bakteri merubahnya menjadi ammonia. Dalam kondisi aeribik dan dalam waktu tertentu bakteri dapat mengoksidasi amonia menjadi nitrit dan nirtat.

5. Suspended Solids (SS). Padatan tersuspensi (SS) dalam air atau padatan tidak terlarut dalam air adalah senyawa kimia yang terdapat dalam air baik dalam keadaan melayang, terapung maupun mengendap. Senyawa ini dijumpai dalam bentuk organik maupun anorganik. Padatan tidak terlarut ini menyebabkan air keruh.

6. Total Disolved Solid (TDS). Padatan terlarut dalam air (TDS) banyak ditemukan dalam air adalah golongan senyawa alkali seperti karbonat, bikarbonat, dan hidroksida.


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari uraian tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kita dapat mengetahui ada tidaknya pencemaran lingkungan pada alam, pencemaran air misalnya, pencemaran air telah merugikan kita bahkan di Indonesia ini banyak sekali mata air, akan tetapi, mengapa tidak dikelola dengan baik, bahkan Indonesia hampir mengalami krisis air. Untuk itu penulis menyimpulkan bahwa pencemaran air terjadi karena :

a.Kurangnya kesadaran masyarakat yang ada didaerah tersebut, sehingga membuang sampah disembarang tempat.
b. Kurangnya kunjungan atau pantauan langsung oleh pemerintah disejumlah sungai.
c. Bangunan yang kurang ada perbaikan.
d. Sampah yang berserakan dan banyak terdapat dalam air sungai sehingga menyebabkan air tidak mengalir dengan lancer karena tersumabt oleh sampah khususnya sampah plastik.


4.2 Saran

 Berpijak pada kenyataan, kegiatan Karya tulis ilmiah merupakan media yang Strategis dalam menumbuhkan dan mengembangkan rasa cinta alam, maka ;

a.Pemerintah harus secepatnya menanggapi masalah yang terjadi didalam suatu pencemaran yang terjadi dibantaran sungai.
b.Diadakannya penyuluhan terhadap masyarakat agar dapat mengetahui dampak apa saja yang terjadi.
c.Dilakukannya perubahan atau perbaikan tanggul sungai.
d.Memasang papan pengumuman agar tidak membuang sampah dibantaran sungai.